Jangan Anggap Enteng—Serangan Jantung Bisa Terjadi di Usia Muda
Selama ini, serangan jantung sering diasosiasikan dengan usia lanjut. Padahal, menurut data WHO dan laporan dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), tren serangan jantung pada usia muda terus meningkat—bahkan pada usia 25–40 tahun. Penyebabnya beragam, mulai dari stres kerja, gaya hidup sedentari, merokok, hingga faktor keturunan. Ironisnya, banyak anak muda yang mengabaikan tanda-tanda awal karena gejalanya tidak selalu berupa nyeri dada.
Dalam artikel ini, kita akan membahas ciri-ciri serangan jantung yang sering tidak disadari oleh orang muda, dan bagaimana Anda bisa melindungi diri dengan asuransi penyakit kritis yang tepat dari Oona.
Nah, sebelum terlambat, penting bagi kita untuk mengenali gejala serangan jantung yang sering kali tidak terlihat jelas—terutama pada usia muda.
Ini Gejala Serangan Jantung yang Tak Selalu Dikenali
Serangan jantung tidak lagi menjadi penyakit eksklusif bagi lansia. Kini, risikonya juga mengintai generasi muda. Berdasarkan analisis dari Tim Jurnalisme Data Kompas, rata-rata usia diagnosis pertama penyakit jantung di Indonesia turun dari 48,5 tahun pada 2013 menjadi hanya 43,2 tahun di tahun 2023. Lebih mengkhawatirkan lagi, jumlah pasien penyakit jantung usia 45 tahun ke bawah meningkat 66% dalam kurun waktu 2020 hingga 2023—pertumbuhan yang bahkan lebih cepat dari kelompok usia di atasnya.
Kondisi ini sejalan dengan laporan BPJS Kesehatan, yang menyebutkan bahwa penyakit jantung menjadi penyebab klaim asuransi kesehatan terbesar dua tahun berturut-turut. Pada tahun 2022, nilai klaimnya mencapai Rp12,14 triliun dari 15,5 juta kasus.
Angka ini melonjak signifikan di tahun 2023, menjadi Rp17,62 triliun dari 20 juta kasus—menegaskan bahwa penyakit jantung bukan hanya masalah medis, tapi juga beban ekonomi terbesar dalam sistem kesehatan nasional.
Sayangnya, banyak penderita di usia produktif tidak mengenali gejala awal serangan jantung yang mereka alami—karena tidak selalu muncul sebagai nyeri dada hebat. Tanda-tanda seperti kelelahan ekstrem, nyeri punggung, gangguan pencernaan, atau sesak napas sering kali diabaikan atau disalah artikan sebagai kondisi ringan. Padahal, deteksi dini dan perlindungan finansial seperti asuransi penyakit kritis bisa menjadi penyelamat ketika dibutuhkan.
Jadi, inilah beberapa gejala ini bahkan tidak berkaitan langsung dengan nyeri dada. Mari kita lihat lebih detail apa saja tanda-tanda yang sering diabaikan.
Tanda-Tanda Serangan Jantung yang Sering Diabaikan oleh Orang Muda
Gejala
|
Penjelasan
|
---|
Rasa tidak nyaman di dada
|
Tidak selalu berupa nyeri tajam, bisa berupa rasa tertekan, berat, atau panas di dada.
|
Kelelahan ekstrem tanpa sebab jelas
|
Biasanya muncul meski tidak melakukan aktivitas berat—bisa menjadi tanda jantung tidak memompa darah secara optimal.
|
Nyeri menjalar ke lengan kiri, leher, atau punggung
|
Ini adalah ciri klasik, tetapi kerap dianggap pegal biasa.
|
Mual, sesak napas, atau pusing mendadak
|
Sering disalahartikan sebagai masuk angin atau asam lambung naik.
|
Keringat dingin
|
Berkeringat deras meskipun berada di ruangan sejuk dan tidak sedang beraktivitas.
|
Gangguan tidur atau kecemasan berlebihan
|
Gejala non-fisik yang dapat menjadi sinyal stres jantung sebelum serangan.
|
Catatan Penting: Banyak orang muda mengabaikan tanda-tanda ini karena merasa "terlalu sehat" untuk mengalami serangan jantung. Namun justru karena itulah penting memiliki perlindungan asuransi penyakit kritis sedini mungkin, saat kondisi medis masih ideal.
Mengabaikan tanda-tanda ini bisa berakibat fatal—dan juga mahal. Berikut estimasi biaya pengobatan serangan jantung tanpa asuransi.
Seberapa Besar Biaya Pengobatan Serangan Jantung?
Berikut adalah estimasi biaya penanganan serangan jantung di rumah sakit swasta di Indonesia (simulasi untuk pasien tanpa asuransi penyakit kritis):
Estimasi Biaya Pengobatan Serangan Jantung di Rumah Sakit Swasta
Jenis Tindakan Medis
|
Estimasi Biaya (Tanpa Asuransi)
|
Sumber Referensi
|
---|
Pemeriksaan laboratorium & EKG
|
Rp 2.000.000 –
Rp 4.000.000
|
Alodokter
|
Kateterisasi jantung
|
Rp 9.000.000 –
Rp 18.000.000
|
Qoala
|
Pemasangan stent (1 buah)
|
Rp 40.000.000 –
Rp 100.000.000
|
Mandaya Hospital
|
Rawat inap 3–5 hari
|
Rp 8.000.000 –
Rp 15.000.000
|
MSIG Life
|
Obat dan kontrol lanjutan
|
Rp 2.000.000 –
Rp 5.000.000
|
Orami
|
Catatan: Estimasi biaya bersifat indikatif dan dapat bervariasi tergantung pada rumah sakit, jenis tindakan, dan kondisi pasien.
Seperti terlihat pada tabel di atas, pengobatan serangan jantung bisa sangat mahal. Sayangnya, sebagian besar masyarakat belum siap secara finansial untuk menghadapi situasi ini.
Tidak Semua Orang Siap Finansial
Sayangnya, tidak semua orang siap secara finansial menghadapi kondisi darurat medis seperti ini. Menurut survei OJK, hanya sekitar 16% masyarakat Indonesia memiliki asuransi selain BPJS Kesehatan.
Artinya, mayoritas dari kita masih menanggung sendiri beban finansial ketika penyakit kritis menyerang—termasuk biaya rumah sakit, obat, hingga kehilangan penghasilan saat pemulihan. Di sinilah pentingnya peran asuransi serangan jantung Oona sebagai jaring pengaman finansial yang nyata.
Kenapa memilih Asuransi Serangan Jantung Oona?
Dengan memiliki asuransi serangan jantung seperti dari Oona, Anda tidak hanya mendapatkan pertanggungan atas tindakan medis besar seperti angioplasti dan pemasangan stent, tetapi juga santunan tunai yang bisa digunakan untuk:
Menutupi penghasilan yang hilang karena sakit
Membayar kebutuhan keluarga atau kebutuhan apa pun
Menjalani pemulihan tanpa tekanan finansial
Oona juga menyediakan fitur klaim digital cepat, tanpa proses yang berbelit—ideal untuk situasi darurat. Pelajari manfaat asuransi serangan jantung Oona di myoona.id. Dapatkan penawaran premi gratis sekarang. Lindungi diri Anda sebelum terlambat. Mengetahui bahwa risiko bisa datang tanpa tanda, maka proteksi dini adalah langkah paling bijak. Jangan tunggu sampai gejala muncul.
Kesimpulan: Serangan Jantung Tak Mengenal Usia—Saatnya Proteksi Diri Sekarang
Lonjakan kasus serangan jantung di usia muda menunjukkan bahwa penyakit ini tidak lagi eksklusif bagi kelompok lanjut usia. Baik Anda aktif secara fisik, tidak memiliki riwayat keluarga, maupun merasa "sehat-sehat saja"—risikonya tetap ada. Dan ketika risiko itu datang, dampaknya bukan hanya pada kesehatan, tapi juga pada keuangan pribadi dan keluarga.
Melalui data BPJS dan laporan rumah sakit, kita tahu bahwa biaya medis penyakit jantung bisa sangat tinggi. Tanpa asuransi yang tepat, Anda berisiko menanggung seluruh beban finansial sendiri.
Dengan asuransi serangan jantung, Anda tidak hanya mendapatkan proteksi medis, tetapi juga santunan tunai bebas pajak, proses klaim cepat, dan kepastian bahwa keluarga Anda tidak akan ikut terbebani secara ekonomi jika hal tak terduga terjadi.