Mengapa Deteksi Dini Kanker pada Anak Itu Penting?
Kanker pada anak berbeda dengan kanker pada orang dewasa. Pada orang dewasa, kanker sering kali berkembang akibat faktor lingkungan atau gaya hidup, sedangkan pada anak, kanker lebih sering terjadi akibat mutasi sel secara spontan. Oleh karena itu, tidak ada cara yang benar-benar bisa mencegah kanker pada anak, tetapi mendeteksi penyakit ini sejak dini dapat meningkatkan peluang kesembuhan hingga 80-90%.
Menurut data GLOBOCAN 2020, setiap tahun terdapat lebih dari 11.000 kasus baru kanker anak di Indonesia, dengan leukemia, tumor otak, dan limfoma sebagai jenis kanker paling umum. Namun, karena gejalanya sering menyerupai penyakit ringan lainnya, banyak anak didiagnosis dalam tahap lanjut, yang dapat mengurangi efektivitas pengobatan.
Tanda-Tanda Kanker pada Anak yang Harus Diwaspadai
Orang tua perlu memperhatikan perubahan fisik dan perilaku anak yang tidak biasa. Berikut beberapa tanda awal kanker pada anak yang harus diwaspadai:
1. Pucat, Memar, atau Pendarahan yang Tidak Jelas Penyebabnya
Anak tampak lebih lemah atau lesu dibandingkan biasanya.
Mudah mengalami memar di tubuh tanpa sebab yang jelas.
Mimisan atau gusi sering berdarah meskipun tanpa luka.
Kemungkinan penyakit: Leukemia (kanker darah).
2. Benjolan atau Pembengkakan yang Tidak Nyeri
Benjolan muncul di leher, ketiak, pangkal paha, atau perut yang tidak mengecil dalam beberapa minggu. Tidak disertai rasa sakit, tetapi terus membesar.
Kemungkinan penyakit: Limfoma atau neuroblastoma.
3. Demam Berkepanjangan atau Berulang Tanpa Penyebab yang Jelas
Demam berlangsung lebih dari dua minggu tanpa infeksi yang terdeteksi. Sering berkeringat di malam hari tanpa alasan jelas.
Kemungkinan penyakit: Leukemia atau limfoma.
4. Penurunan Berat Badan yang Drastis
Anak kehilangan nafsu makan secara signifikan. Berat badan turun drastis tanpa penyebab yang jelas.
Kemungkinan penyakit: Leukemia, limfoma, atau kanker pencernaan.
5. Sakit Kepala yang Sering Terjadi, Disertai Muntah di Pagi Hari
Anak sering mengeluh sakit kepala yang semakin parah. Muntah tanpa penyebab yang jelas, terutama di pagi hari. Gangguan keseimbangan atau kesulitan berjalan.
Kemungkinan penyakit: Tumor otak.
6. Perubahan pada Mata atau Penglihatan
Mata tampak juling secara tiba-tiba. Muncul bercak putih pada pupil (efek "mata kucing"). Penglihatan kabur atau berkurang drastis.
Kemungkinan penyakit: Retinoblastoma.
7. Nyeri Tulang atau Sendi yang Berkepanjangan
Anak mengeluh nyeri di tulang atau sendi tanpa riwayat cedera. Kesulitan berjalan atau menolak bergerak karena nyeri.
Kemungkinan penyakit: Leukemia atau osteosarkoma (kanker tulang).
Langkah-Langkah Deteksi Dini Kanker pada Anak
Deteksi dini sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan kanker pada anak. Jika anak menunjukkan gejala yang mencurigakan, orang tua perlu mengambil langkah cepat untuk memastikan kondisi kesehatannya. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan:
1. Amati Gejala yang Berulang
Banyak gejala kanker pada anak mirip dengan penyakit lain seperti infeksi atau gangguan pencernaan. Namun, jika gejala berikut terjadi berulang kali atau semakin memburuk, segera waspadai:
Demam yang tidak kunjung reda lebih dari dua minggu.
Nyeri tulang atau sendi yang terus-menerus tanpa riwayat cedera.
Penurunan berat badan drastis meskipun pola makan normal.
Munculnya benjolan yang tidak nyeri dan tidak mengecil dalam beberapa minggu.
Sakit kepala berkepanjangan yang disertai muntah di pagi hari.
Jika gejala tersebut terus muncul tanpa penyebab yang jelas, segera lakukan pemeriksaan lebih lanjut.
2. Konsultasikan dengan Dokter Anak
Jika anak mengalami beberapa gejala di atas, jangan menunda untuk membawa anak ke dokter anak. Dokter akan melakukan pemeriksaan awal seperti:
Pemeriksaan fisik umum, termasuk mengecek pembengkakan kelenjar getah bening, benjolan, atau perubahan fisik lainnya.
Menanyakan riwayat kesehatan anak dan apakah ada anggota keluarga dengan riwayat kanker.
Mengevaluasi gejala yang dialami anak untuk menentukan apakah perlu pemeriksaan lanjutan.
Jangan ragu untuk menjelaskan secara detail gejala yang dialami anak kepada dokter, termasuk kapan gejala mulai muncul dan seberapa sering terjadi.
3. Lakukan Tes Medis Jika Diperlukan
Jika dokter mencurigai adanya kondisi yang lebih serius, anak mungkin perlu menjalani beberapa pemeriksaan medis lebih lanjut untuk memastikan diagnosis. Tes yang umum dilakukan meliputi:
Tes darah: Mendeteksi kelainan jumlah sel darah yang bisa mengindikasikan leukemia atau kanker lainnya.
CT Scan atau MRI: Memberikan gambaran rinci tentang organ dalam untuk mendeteksi tumor atau massa abnormal.
USG: Digunakan untuk mengevaluasi organ perut jika ada pembengkakan atau benjolan yang mencurigakan.
Biopsi: Pengambilan sampel jaringan dari tumor atau benjolan untuk memastikan apakah sel tersebut bersifat kanker atau tidak.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk memberikan diagnosis yang lebih akurat agar anak bisa segera mendapatkan pengobatan yang sesuai.
4. Jangan Abaikan Intuisi Orang Tua
Sebagai orang tua, Anda adalah orang yang paling mengenal anak Anda. Jika Anda merasa ada sesuatu yang tidak normal dengan kesehatannya, percayalah pada intuisi Anda dan segera cari pendapat medis.
Jika dokter pertama mengatakan bahwa kondisi anak tidak berbahaya tetapi Anda masih merasa ada yang salah, jangan ragu untuk mencari opini kedua dari dokter lain.
Banyak kasus kanker pada anak yang terdeteksi lebih lambat karena gejalanya dianggap sepele. Oleh karena itu, lebih baik waspada daripada menyesal di kemudian hari.
Kesimpulan
Deteksi dini kanker pada anak memerlukan perhatian penuh dari orang tua. Mengamati gejala yang berulang, berkonsultasi dengan dokter, melakukan tes medis jika diperlukan, dan mempercayai intuisi orang tua adalah langkah penting dalam memastikan anak mendapatkan diagnosis yang cepat dan pengobatan yang sesuai.
Jika anak Anda menunjukkan tanda-tanda yang mencurigakan, segera lakukan pemeriksaan medis. Selain itu, persiapkan perlindungan finansial melalui asuransi kesehatan, karena biaya pengobatan kanker bisa sangat mahal dan berlangsung lama.
Asuransi Kanker Oona dapat membantu dengan:
Santunan tunai hingga Rp 500 juta setelah diagnosis kanker.
Tanpa pemeriksaan medis yang rumit.
Premi terjangkau mulai Rp 11.500 per bulan.
Perlindungan dari usia 18 tahun hingga usia 65 tahun.