Risiko Penyakit Kritis Tidak Mengenal Usia
Saat membayangkan penyakit kritis, kita cenderung berpikir bahwa itu hanya terjadi pada orang tua. Namun realitanya berbeda. Gaya hidup modern yang penuh tekanan, pola makan tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik menjadikan generasi muda—usia 20 hingga 40 tahun—semakin rentan terhadap penyakit serius.
Ironisnya, justru kelompok usia inilah yang paling tidak siap secara finansial menghadapi kondisi semacam itu.
Untuk memahami lebih dalam seberapa besar risiko ini, mari kita lihat data dan statistik yang mencerminkan kondisi nyata di lapangan.
Ancaman Nyata Bagi Generasi Muda
1. Kanker
Menurut Global Cancer Observatory (Globocan 2022), Indonesia mencatat 408.661 kasus kanker baru dengan 242.099 kematian. Jenis terbanyak adalah kanker payudara, paru-paru, serviks, kolorektal, dan hati.
Lebih mengejutkan lagi, studi Kompas.id menunjukkan bahwa kasus kanker pada usia di bawah 50 tahun meningkat hingga 79% secara global sejak 1990 hingga 2019, dengan kanker payudara sebagai yang paling dominan.
2. Stroke
Dari riset PubMed Central – NCBI, terungkap bahwa dari 15.120 pemindaian otak yang dilakukan di salah satu rumah sakit rujukan di Indonesia selama lima tahun, terdapat 1.074 kasus stroke. Jenis stroke hemoragik menjadi yang paling umum, dengan mayoritas terjadi pada pria usia produktif.
Hal ini diperkuat oleh Frontiers in Stroke (2025), yang menyatakan bahwa stroke iskemik meningkat pada pria usia 30–39 tahun di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
3. Serangan Jantung
Menurut World Life Expectancy, penyakit jantung koroner menyumbang 259.297 kematian di Indonesia pada 2020, atau 15,33% dari seluruh kematian.
Sementara itu, LinkedIn Pulse menyatakan bahwa 4–10% dari seluruh kasus serangan jantung secara global terjadi pada usia 18–45 tahun, jumlah yang terus meningkat akibat stres dan gaya hidup sedentari.
Melihat tingginya angka kejadian penyakit kritis di usia muda, pertanyaannya kini bukan lagi 'perlu atau tidak?', melainkan 'seberapa siap Anda menghadapinya?' Inilah pentingnya memiliki perlindungan yang tepat sejak dini.
Mengapa Generasi Muda Perlu Asuransi Penyakit Kritis?
Biaya Pengobatan Mahal
Diagnosis penyakit kritis membutuhkan pengobatan panjang dan mahal. Asuransi penyakit kritis Oona memberikan manfaat uang tunai 100% saat diagnosis.
Produktivitas Terganggu
Ketika harus berhenti bekerja untuk menjalani pemulihan, asuransi ini menjadi penopang finansial.
Premi Murah Jika Dibeli Muda
Mulai dari Rp 21.000/bulan, polis bisa memberikan perlindungan hingga Rp 500 juta terhadap kanker, serangan jantung, dan stroke, produk dapat dibeli satuan
Tanpa Medical Check-Up
Cukup menjawab 4 pertanyaan kesehatan. Praktis dan 100% online.
Melengkapi Proteksi BPJS dan Asuransi Kantor
Tidak semua kebutuhan ditanggung BPJS atau asuransi kantor. Makan, asuransi penyakit kritis dapat dijadikan pelengkap, bukan pengganti.
Namun, sebelum Anda mendaftar, ada satu hal penting yang wajib diketahui oleh setiap calon pemegang polis: masa tunggu. Apa itu, dan bagaimana dampaknya pada perlindungan Anda?
Masa Tunggu 90 Hari: Apa yang Perlu Diketahui?
Setiap polis penyakit kritis memiliki masa tunggu 90 hari sejak aktif. Artinya:
Situasi
|
Tindakan Polis
|
---|
Diagnosis SEBELUM 90 hari
|
Tidak ditanggung
|
Diagnosis SETELAH 90 hari
|
Langsung ditanggung sesuai manfaat
|
Ini menegaskan bahwa semakin cepat Anda membeli polis, semakin cepat Anda bisa terlindungi. Setelah masa tunggu berakhir dan Anda resmi terlindungi, hal berikutnya yang perlu Anda ketahui adalah proses klaim. Kabar baiknya, Oona menghadirkan sistem klaim yang mudah dan sepenuhnya digital.
Proses Klaim Sangat Mudah dan 100% Digital
Tidak perlu antre, tidak perlu rawat inap, dan tanpa proses berbelit. Di Oona, klaim asuransi penyakit kritis dirancang sepraktis mungkin agar Anda bisa fokus pada pemulihan, bukan administrasi.
Cara Klaim Asuransi Oona:
Dapatkan diagnosis resmi dari dokter mengenai penyakit kritis seperti kanker, stroke, atau serangan jantung.
Isi formulir klaim dan unggah dokumen pendukung melalui portal digital Oona—cukup dari smartphone atau laptop Anda.
Tunggu verifikasi singkat dari tim klaim Oona. Prosesnya transparan dan bisa dipantau.
Dana tunai langsung ditransfer ke rekening Anda jika klaim disetujui—tanpa harus dirawat inap terlebih dahulu.
Semua proses 100% online. Tidak perlu datang ke kantor cabang, tidak perlu antri, tidak perlu bingung.
Ini bukan sekadar perlindungan, tapi bentuk nyata dari komitmen Oona untuk membuat asuransi mudah, manusiawi, dan bisa diandalkan saat dibutuhkan.
Lebih dari sekadar perlindungan, asuransi penyakit kritis juga bisa menjadi bagian dari strategi keuangan jangka panjang Anda. Berikut cara mengintegrasikannya dalam perencanaan masa depan.
Strategi Keuangan Cerdas: Perlindungan sebagai Aset
Pakar keuangan menyarankan agar asuransi dijadikan bagian dari perencanaan keuangan sejak muda. Berikut tahapannya:
Usia 20–30 tahun: Fokus pada premi rendah dan proteksi besar
Usia 30–40 tahun: Tingkatkan perlindungan seiring pertumbuhan karier
Usia 40+ tahun: Prioritaskan proteksi dari risiko kesehatan serius
Tentu saja, strategi ini akan lebih efektif jika didukung dengan literasi asuransi yang memadai. Sayangnya, banyak generasi muda yang belum memahami perbedaan jenis asuransi. Mari kita bahas.
Edukasi dan Literasi Asuransi: Tanggung Jawab Bersama
Tingkat literasi asuransi di kalangan anak muda Indonesia masih tergolong rendah. Banyak yang berasumsi bahwa asuransi kesehatan seperti BPJS atau polis kantor sudah mencakup segalanya—padahal kenyataannya tidak demikian. Asuransi kesehatan menanggung biaya medis seperti rawat inap dan obat-obatan, sementara asuransi penyakit kritis memberikan uang tunai lump sum ketika Anda terdiagnosis penyakit berat, seperti kanker, stroke, atau serangan jantung. Dana ini bebas digunakan sesuai kebutuhan Anda, mulai dari pengobatan alternatif hingga biaya hidup harian.
Untuk membantu memahami perbedaan ini secara lebih mendalam, Anda bisa membaca artikel berikut: Perbedaan Asuransi Kesehatan dan Asuransi Penyakit Kritis Oona
Oona hadir bukan hanya sebagai penyedia asuransi, tapi juga sebagai mitra edukatif. Dengan pendekatan digital yang mudah diakses, bahasa yang membumi, serta proses yang sederhana, Oona membantu generasi muda memahami dan memiliki proteksi yang benar-benar mereka butuhkan—tanpa membingungkan.
Kesimpulan
Penyakit kritis tidak lagi menjadi ancaman eksklusif bagi lansia. Data membuktikan bahwa kanker, stroke, dan serangan jantung kini juga menyerang generasi muda Indonesia. Dengan premi yang sangat terjangkau, manfaat tunai besar, dan tanpa proses rumit, asuransi penyakit kritis dari Oona adalah langkah proteksi cerdas yang layak dimiliki sejak dini.
Dapatkan perlindungan maksimal dari penyakit kritis sekarang juga.